KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang Perkembangan media komunikasi massa
ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima
kasih pada Bapak Iqbal Al kazim selaku Dosen mata kuliah Teknologi Ilmu
Komunikasi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai perkembangan media komunikasi massa. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Depok, 15 Oktober 2016
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Media merupakan
industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang,
dan jasa, serta menghidupkan industri lain yang terkait; media juga merupakan
industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan
institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Melalui
artikel ini diharapkan mampu memahami pentingnya bidang kajian komunikasi
massa.
Perkembangan media
massa saat ini merupakan kebutuhan bagi masyarakat luas. Dalam era global pesatnya
perkembangan teknologi dan informasi, menyebabkan perubahan di kalangan
masyarakat. Teknologi informasi seperti media, telah membawa masyarakat pada
suatu pola budaya yang baru dan mulai menentukan pola pikir serta budaya
perilaku masyarakat. Tanpa disadari media massa telah ikut mengatur jadwal
hidup kita serta menciptakan sejumlah kebutuhan. Keberadaaan media dalam
menyajikan informasi cenderung memicu perubahan serta banyak membawa pengaruh
pada penetapan pola hidup masyarakat. Beragam informasi yang disajikan dinilai
dapat memberi pengaruh yang berwujud positif dan negatif. Secara perlahan-lahan
namun efektif, media membentuk pandangan masyarakat terhadap bagaimana
seseorang melihat pribadinya dan bagaimana seseorang seharusnya berhubungan
dengan dunia sehari-hari.
Media memperlihatkan pada masyarakat bagaimana
standar hidup layak bagi seorang manusia, sehingga secara tidak langsung menyebabkan
masyarakat menilai apakah lingkungan mereka sudah layak atau apakah ia telah
memenuhi standar tersebut dan gambaran ini banyak dipengaruhi dari apa yang di
lihat, didengar dan dibaca dari media. Pesan atau informasi yang disampaikan
oleh media bisa jadi mendukung masyarakat menjadi lebih baik, membuat
masyarakat merasa senang akan diri mereka, merasa cukup atau sebaliknya
mengecilkan kepercayaan dirinya atau merasa rendah dari yang lain.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan media massa ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan media massa dari masa ke masa?
3. Sebutkan media massa di Amerika yang sudah bangkrut, Sebutkan alasan mengapa bisa bangkrut?
2. Bagaimana sejarah perkembangan media massa dari masa ke masa?
3. Sebutkan media massa di Amerika yang sudah bangkrut, Sebutkan alasan mengapa bisa bangkrut?
1.3 Tujuan dan
Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat yang coba digali oleh penyusun
adalah tentang proses panjang sejarah media massa di dunia, khususnya di
indonesia. Agar memahami, sebelum mencapai kebebasan pers seperti saat ini,
pers indonesia pernah melalui pahit-getir pemberedelan media, penutupan, hingga
tidak sedikit yang berujung pada penahanan.
Selain sebagai
penunjang tugas mata kuliah Teknologi Komunikasi, juga penyusun harapkan akan
berguna bagi review sudut pandang bagi pelaku pers saat ini atau masyarakat
pada umumnya agar terus memperjuangkan sistem pers lebih baik, seiring
kebutuhan manusia akan informasi yang objektif, mengacu pada kebenaran, serta
pada hati nurani.
BAB 2
PEMBAHASAN
1.1
Pengertian Media
Massa
Media massa berasal
dari istilah bahasa inggris. Media massa merupakan Singkatan dari mass media of
communication atau media of mass communication. Media massa adalah “komunikasi
dengan menggunakan sarana atau peralatan yang dapat menjangkau massa
sebanyak-banyaknya dan area yang seluas- luasnya”. “Komunikasi massa tak akan
lepas dari massa, karena dalam komunikasi massa, penyampaian pesannya adalah
melalui media”(McQuail 2005:3) menyatakan bahwa media massa merupakan sumber
kekuatan alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat
didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya.
Bukan hanya itu,
media juga dapat menjadi sumber dominan yang dikonsumsi oleh masyarakat untuk
memperoleh gambaran dan citra realitas sosial baik secara individu maupun
kolektif, dimana media menyajikan nilai-nilai dan penilaian normatif yang
dibaurkan dengan berita dan hiburan.
Selanjutnya, media
massa memiliki beberapa karakteristik sebagaimana diungkapkan oleh Cangara
sebagai berikut (Cangara, 2003:134):
- Bersifat melembaga: pihak yang mengelola media terdiri atas banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan, sampai pada penyajian informasi.
- Bersifat satu arah: komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dengan penerima. Kalau misalnya terjadi reaksi atau umpan balik maka biasanya memerlukan waktu dan tertunda.
- Meluas dan serempak: dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak karena memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, di mana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama.
- Memakai peralatan teknis atau mekanis: seperti radio, televisi, surat kabar, dan semacamnya.
- Bersifat terbuka: pesan dapat diterima oleh siapa saja dan di mana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, agama, dan suku bangsa. Beberapa bentuk media massa meliputi alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film,radio, dan televisi.
Media massa terdiri
dari media cetak (surat kabar, majalah, dan lain-lain) dan media non cetak atau
elektronik (radio, TV, internet, film). Media elektronik (film, radio, dan
televisi ) sendiri memiliki sejarah yang sangat berbeda dari media cetak.
Sebagai produk revolusi industri dan teknologi, media elektronik muncul ketika
alam demokrasi di AS sudah berkembang secara penuh an urbanisasisudah
berlangsung lama, lengkap dengan berbagai persoalan yang dibawanya. Karena
itu media elektronik sejak awal sudah bersifat demokratis, dan sejak awal
juga khalayaknya adalah masyarakat luas secara keseluruhan, bukan kalangan
tertentu saja. Dahulu tidak seperti media cetak, media elektronik menuntut
khalayaknya memberikan perhatian secara penuh karena
apa yang disiarkannya tidak akann diulang. Kita bisa
membaca tentang plato sekarang, lalu meneruskannya sepuluh tahun kemudian. Kita
tidak apat menikmati siaran radio dan televisi seperti itu, namun teknologi
audio dan vidio kemudian mengubahnya, karena kita bia merekam secara tertentu
untuk kita nikmati pada saat kapan saja diluar pada saat acara itu disiarkan.
Teknologi sifat dasar
elektronik, dan kebutuhan akan dukungan yang besar mengharuskan film, radio dan
televisi memiliki khalayak luas atau massal. Program acara radio atau film
pendekpun memerlukan biaya yang besar dan menuntut bermacam keahlian mulai dari
penulis naskah,produser, sutradara, pemain, insinyur dan teknisi yang menangani
berbagai peralatan. Untuk menutup semua biaya itu diperlukan khalayak yang
besar (Rivers dkk, 2003:59).
Fungsi dari media
massa adalah (Mc.Quail. 1994:70):
- Informasi
Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia Menunjukkan, hubungan kekuasaan, Memudahkan inovasi adaptasi dan kemajuan. - Korelasi
Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi, menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan, melakukan sosialisasi, mengkoordinasikan ngbeberapa kegiatan, membentuk kesepakatan, menentukan urutan prioritas dan memberikan status relaif. - Kesinambungan
Mengekspresikan budaya dominant dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru, meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai. - Hiburan
Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksasi, meredakan ketegangan sosial. - Mobilisasi
Mengkampenyakan tujuan masyarakat dalam bidang politik, pembangunan, ekonomi, pekerjaan dan agama.
1.2
Sejarah
Perkembangan Media Massa
Karakteristik Koran jaman dahulu memang jauh berbeda
dengan Koran yang ada saat ini, selain hurufnya masih kasar, bentuknya pun
tidak seperti sekarang yang terdiri atas lembar-lembar halaman. Bentuk
koran pada jaman dulu masih sangat sederhana, masih berupa lembaran berita atau
disebut newssheet.
Dari segi isi, koran jaman dulu lebih banyak
berkaitan dengan dunia bisnis para banker serta pedagang dari Eropa seperti
Koran Notize Scritte yang terbit tahun 1600 di Venesia, Italia. Koran lembaran
ini biasanya banyak dipasang di tempat umum. Namun untuk membacanya warga harus
membayar 1 gazzeta. Dari sanalah konon muncul istilah gazette yang dalam
perkembangannya diartikan sebagai koran.
Era kebangkitan koran lantas terjadi menyusul
penemuan mesin cetak oleh Johan Gutenbergh pada pertengahan abad XV. Penemuan
mesin yang memudahkan proses produksi ini memicu terbitnya koran-koran di
Eropa.Koran berkala muncul tahun 1609 dengan terbitnya mingguan Avisa Relation
oder Zeitung di Jerman disusul Frankfurter Journal (1615) dan Leipzeiger
Zeitung (1660). Leipzeiger Zeitung ini awalnya mingguan, kemudian menjadi
harian. Koran inilah merupakan koran harian pertama di dunia.
Koran lainnya yang kemudian muncul adalah The London
Gazette yang terbit di Inggris tahun 1665. Namun koran yang pertama terbit
secara harian di Inggris adalah The London Daily Courant (1702), disusul The
Times yang terbit sejak abad XVII dan yang pertama kali memakai sistem cetak
rotasi.
Perkembangan pers, dalam hal ini surat kabar sebagai
media massa yang diperuntukkan bagi khalayak umum terjadi sejak tahun 1833
dengan lahirnya surat kabar New York Sun. Menurut Pyne (1970) peruntukan surat
kabar bagi khalayak umum dipertahankan sampai tahun 1982. Di antara masa
perkembangan surat kabar sebagai media yang pupuler maka sejak tahun 1833
berturut-turut lahir sejumlah surat kabar populis, yakni Associated Press (AP)
tahun 1848, New York World pada tahun 1896 yang didirikan oleh Joseph Pulitzer,
di susul New York Times, Kantor Berita United Press (UP) di tahun 1907, dan USA
Today tahun 1982.
3. Sejarah perkembangan Pers di Indonesia
a. Masa Penjajahan Belanda
Pada tahun 1615 atas perintah Jan Pieterzoon Coen,
yang kemudian pada tahun 1619 menjadi Gubernur Jenderal VOC, diterbitkan
“Memories der Nouvelles”, yang ditulis dengan tangan. Dengan demikian, dapatlah
dikatakan bahwa “surat kabar” pertama di Indonesia ialah suatu penerbitan
pemerintah VOC. Pada Maret 1688, tiba mesin cetak pertama di Indonesia dari
negeri Belanda. Atas intruksi pemerintah, diterbitkan surat kabar tercetak
pertama dan dalam nomor perkenalannya dimuat ketentuan-ketentuan perjanjian
antara Belanda dengan Sultan Makassar. Setelah surat kabar pertama kemudian
terbitlah surat kabar yang diusahakan oleh pemilik percetakan-percetakan di
beberapa tempat di Jawa. Surat kabar tersebut lebih berbentuk koran iklan.
b. Masa Pendudukan Jepang
Pada masa ini, surat kabar-surat kabar Indonesia
yang semula berusaha dan berdiri sendiri dipaksa bergabung menjadi satu, dan
segala bidang usahanya disesuaikan dengan rencana-rencana serta tujuan-tujuan
tentara Jepang untuk memenangkan apa yang mereka namakan “Dai Toa Senso” atau
Perang Asia Timur Raya. Dengan demikian, di zaman pendudukan Jepang pers
merupakan alat Jepang. Kabar-kabar dan karangan-karangan yang dimuat hanyalah
pro-Jepang semata.
c. Masa Revolusi Fisik
Peranan yang telah dilakukan oleh pers kita di
saat-saat proklamasi kemerdekaan dicetuskan, dengan sendirinya sejalan dengan
perjuangan rakyat Indonesia. Bahkan tidak sedikit dari para wartawan yang
langsung turut serta dalam usaha-usaha proklamasi. Semboyan “Sekali Merdeka
Tetap Merdeka” menjadi pegangan teguh bagi para wartawan. Periode tahun 1945
sampai 1949 yang biasa dinamakan periode “revolusi fisik”, membawa coraknya
tersendiri dalam sifat dan fungsi pers kita. Dalam periode ini pers kita dapat
digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu pertama, pers yang terbit dan
diusahakan di daerah yang dikuasai oleh pendudukan sekutu, kemudian Belanda,
dan kedua pers yang terbit diusahakan di daerah yang dikuasai oleh RI yang
kemudian turut bergerilya.
d. Masa Demokrasi Liberal
Dalam aksi-aksi ini peranan yang telah dilakukan
oleh pers republik sangat besar. Republik Indonesia Serikat yang tidak sesuai
dengan keinginan rakyat akhirnya bubar dengan terbentuknya kembali Negara
Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950. Pada masa ini untuk
memperoleh pengaruh dan dukungan pendapat umum, pers kita yang pada umumnya
mewakili aliran-aliran politik yang saling bertentangan, menyalahgunakan
kebebasan pers (freedom of the press), yang kadang-kadang melampaui batas-batas
kesopanan.
e. Masa Demokrasi Terpimpin
Periode yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin
sering disebut sebagai zaman Orde Lama. Periode ini terjadi saat terbentuknya
Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Presiden Soekarno, sebagai tindak lanjut
dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga meletusnya Gerakan 30
September 1965.
f. Masa Orde Baru
Ketika alam Orde Baru ditandai dengan kegiatan
pembangunan di segala bidang, kehidupan pers kita pun mengalami perubahan
dengan sendirinya karena pers mencerminkan situasi dan kondisi dari kehidupan
masyarakat di mana pers itu bergerak. Pers sebagai sarana penerangan/komunikasi
merupakan salah satu alat yang vital dalam proses pembangunan. Pada masa Orde
Baru, ternyata tidak berarti kehidupan pers mengalami kebebasan yang sesuai
dengan tuntutan dan aspirasi masyarakat. Terjadinya pembredelan pers pada
masa-masa ini menjadi penghalang bagi rakyat untuk menyampaikan aspirasi dan
memperjuangkan hak-hak asasinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
g. Masa Reformasi
Salah satu jasa pemerintahan B.J. Habibie pasca Orde
Baru yang harus disyukuri ialah pers yang bebas. Pemerintahan Presiden Habibie
mempunyai andil besar dalam melepaskan kebebasan pers, sekalipun barangkali
kebebasan pers ikut merugikan posisinya sebagai presiden.
Secara umum, di seluruh dunia terdapat pola
kebijakan pemerintah terhadap pers yang otoriter dan demokratis. Diantara
keduanya terdapat variasi dan kombinasi, bergantung tingkat perkembangan
masing-masing negara. Ada yang quasi otoriter, ada yang quasi demokratis, dan
sebagainya.
4. Perkembangan
Media Massa Di Indonesia
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan
media massa diIndonesia cukup menakjubkan. Data yang ada,
seperti dikutip Sendjaja (2000), menunjukkan kondisi sebagai berikut:
1. Di bidang pertelevisian, selain jaringan
TVRI saat terdapat 10 (sepuluh) stasiun televisi swasta, yaitu RCTI, TPI, SCTV,
ANTEVE, INDOSIAR, METRO TV, TRANSTV, LATIVI, GLOBAL TV, DAN TV 7. Di samping
itu kini telah beroperasi 7 televisi berlangganan satelit, 6 televisi
berlangganan terrestrial, dan 17 televisi berlangganan kabel.
2. Dunia penyiaran radio pun mengalami kemajuan
meskipun tidak sepesat televisi. Hingga akhir tahun 2002, terdapat 1188 Stasiun
Siaran Radio di Indonesia. Jumlah itu terdiri atas 56 stasiun RRI dan 1132 buah
Stasiun Radio Swasta.
3. Perkembangan industri dan bisnis penyiaran
ini tampaknya telah mendorong tumbuh pesatnya bisnis ‘Rumah Produksi’
(Production House/PH). Sebelum krisis ekonomi, tercatat ada 298 buah perusahaan
PH yang beroperasi di mana sekitar 80% di antaranya berada di Jakarta. Pada
saat krisis, khususnya antara tahun 1997-1999, jumlah PH yang beroperasi
menurun drastis sampai sekitar 60%. Dalam satu tahun terakhir (2003), bisnis PH
secara perlahan kembali bangkit yang antara lain didorong oleh peningkatan
jumlah Televisi Swasta. Kebutuhan TV Swasta akan berbagai acara siaran, mulai
acara hiburan sampai acara informasi dan pendidikan, banyak diproduksi oleh PH
lokal.
4. Dunia bisnis media penerbitan, khususnya
surat kabar dan majalah, juga mengalami peningkatan khususnya dalam hal
kuantitas. Pada tahun 2000, menurut laporan MASINDO, terdapat 358 media
penerbitan. Jumlah tersebut terdiri atas 104 surat kabar, 115 tabloid, dan 139
majalah. Hal menarik dalam penerbitan media massa cetak ini adalah semakin
beragamnya pelayanan isi yang disesuaikan dengan karakteristik kebutuhan segmen
khalayak pembacanya. Dengan kata lain, ‘spesialisasi’ telah ditempuh sebagai
upaya menembus situasi kompetisi yang semakin ketat.
Dengan perkembangan seperti di atas, baik dalam
jumlah maupun jenisnya, mustahil semua media massa menguasai seluruh pasar yang
ada. Sebaliknya, kecil sekali kemungkinan hanya satu media massa dapat
menguasai seluruh pasar, dalam arti memenuhi segala macam tuntutan pasar,
karena tuntutan pasar juga sangat bervariasi.
Kompetisi telah menjadi kata kunci dalam kehidupan
media massa saat ini. Keadaannya menjadi semakin kompleks, karena mencakup
kompetisi tiga kelompok yaitu: Pertama, antara media cetak baik dari jenis
yang sama maupun yang berbeda jenis; Kedua, antara media elektronik baik
audio (radio) maupun audio-visual (televisi); serta Ketiga, antara media
cetak di satu pihak dengan media elektronik di pihak lain.
Dalam memperebutkan pangsa pasar, kompetisi media
massa tidak hanya meliputi aspek isi, penyajian berita atau bentuk liputan
lainnya, tetapi juga aspek periklanan. Hal tersebut dipersulit pula oleh
perubahan tuntutan pasar (konsumen). Juga perubahan dalam cara, gaya dan
strategi kompetisi yang digunakan masing-masing media massa sebagai respons
terhadap tuntutan pasar.
5. Perkembangan
media massa di dunia
Pada tahun 1600, mesin cetak Gutenberg laris
dikalangan masyarakat. Msurat kabar dapat di baca oleh kalangan masyarakat.
Pada tahun 1850-an, jaringgan telegraph elektrik
mulai mewabah. Jaringan telegraph ditemukan oleh Samuel Morse dan Alfred Vail.
Jaringa telegraph tersebut merekam pesan kedalam gulungan kertas.
Dasar teori dari perambatan gelombang elektromagnetik pertama
kali dijelaskan pada 1873 oleh James Clerk Maxwell dalam
papernya di Royal Society mengenai teori
dinamika medan elektromagnetik (bahasa
Inggris: A dynamical theory of the electromagnetic
field), berdasarkan hasil kerja penelitiannya antara 1861 dan 1865.
Pada 1878 David E. Hughes adalah
orang pertama yang mengirimkan dan menerima gelombang radio ketika dia
menemukan bahwa keseimbangan induksinya menyebabkan
gangguan ke telepon buatannya.
Dia mendemonstrasikan penemuannya kepada Royal Society pada 1880 tapi hanya
dibilang itu cuma merupakan induksi.
Adalah Heinrich Rudolf Hertz yang,
antara 1886 dan 1888,
pertama kali membuktikan teori Maxwell melalui eksperimen, memperagakan bahwa
radiasi radio memiliki seluruh properti gelombang (sekarang disebut gelombang
Hertzian), dan menemukan bahwa persamaan elektromagnetik dapat diformulasikan
ke persamaan turunan partial disebut persamaan
gelombang
Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi
elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek bermuatan listrik dimodulasi
(dinaikkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam frekuensi
gelombang radio (RF) dalam suatu spektrum elektromagnetik.
Gelombang radio ini berada pada jangkauan frekuensi 10 hertz (Hz)
sampai beberapa gigahertz (GHz), dan radiasi elektromagnetiknya bergerak dengan
cara osilasi elektrik maupun magnetik.
Gelombang elektromagnetik lainnya, yang memiliki
frekuensi di atas gelombang radio meliputi sinar
gamma, sinar-X, inframerah, ultraviolet,
dancahaya terlihat.
Ketika gelombang radio dipancarkan melalui kabel, osilasi dari medan listrik
dan magnetik tersebut dinyatakan dalam bentuk arus bolak-balikdan voltase di
dalam kabel. Hal ini kemudian dapat diubah menjadi signal audio atau lainnya
yang membawa informasi. Meskipun kata ‘radio’ digunakan untuk hal-hal yang
berkaitan dengan alat penerima gelombang suara, namun transmisi gelombangnya
dipakai sebagai dasar gelombang pada televisi, radio,radar,
dan telepon genggam pada umumnya.
Telepon adalah alat telekomunikasi yang
dapat mengirimkan pembicaraan melalui sinyal listrik. Umumnya penemu telepon
adalahAlexander Graham Bell,
dengan telepon pertama dibuat di Boston,Massachusetts,
pada tahun 1876.
Tetapi, penemu Italia Antonio
Meucci telah menciptakan telepon pada tahun 1849,
dan pada September 2001,
Meucci dengan resmi diterima sebagai pencipta telepon oleh kongres Amerika,
dan bukan Alexander Graham Bell.
Telepon, yang pada awal ditemukan pada tahun 1876,
diniatkan sebagai media untuk mengirimkan suara, dan salah satu penerapan
konsep analog,
juga memberikan konstribusi yang tidak sedikit terhadap perkembangan teknologi.
Sampai dengan sekitar tahun 1960-an, penerapan analog ini masih tetap bertahan,
hingga setelah itu, mulai mengarah kepada teknologi
digital.
pada zaman 1900-an dampak perkembangan cepat dari
media cetak terasa sekali. Bahkan sudah ada gagasan untuk mengkombinasikan
surat kabar kedalam media massa komunikasi lainnya. Ada dua hal penting yang
perlu dicermati dalam era ini. Pertama, media surat kabar dan juga media
cetak lainnya bisa muncul setelah seperangkat kompleksitas elemen budaya muncul
dan terus berkembang di masyarakat. Kedua, seperti hampir terjadi pada
semua penemuuan sebelumnya, penemuan mesin cetak merupakan ggabunggan elemen
dalam masyarakat. Masyarakat menerima perkembangan media cetak karena tak lain
sebagai sebuah kompleks buudaya yang terus berkembang.
Pada akhir abad ke-19 menjadi jelas munculnya
beberapa bentuk media cetak seperti surat kabar, buku, dan majalah yang
digunakan secara luas oleh masyarakat. Media tersebut mewakili bentuk baru
komunikasi yang memengaruhi tidak hanya pola interaksi didalam komunitas dan
masyrakat, tetapi juga pandangan psikologis.
Pada permulaan abad ke-20, masyarakat barat
melakukan percobaan untuk mengembangkan teknik komunikasi yang paling luas.
Sepanjang masa pertama dekade abad ke-20 mootion picture menjadi
media hiburan keluarga. Ini diikuti pada tahun 1920-an dengan pengembangan
radio rumah tangga dan pada tahun 1940-an dengan dimulainya televisi rumah
tangga. Bahkan pada awal tahun 1950-an radio telah mengalami titik jenuh pada
keluarga Amerika. Radio berkembang lebih cepat dengan melakukan penetrasi yang
kian meningkat dalam bentuk radio kamar tidur dan dapur dengan
didukung pertumbuhan sejumlah menara pemancar. Pada akhir tahun 1950-an dan
awal tahun 1960-an televisi juga mengalami titik jenuh. Pada
tahun-tahun selanjutnya, media baru dittambahkan seperti vidiotek, televisi
kabel, dan sebagainya. Komunikasi massa menjadi satu hal penting dan menjadi
bagian dalam kehidupan modern ini.
Pada abad ini,komunikasi elektonik media massa
dipaksa berkembang lebih cepat lagi dengan munculnya internet sebagai bahan
dari media massa. Internet telah mampu mengatasi ruang dan waktu proses
penyebaran informasi didunia ini. Apalgi internet
kemudian diintegrasikan dengan media massa lain seperti
televisi, radio dan media ceak, bahkan media massa selain internet
itu pada akhirnya membutuhkan internet sebagai alat penyebaran informasi pula.
Hal itu dapat terjadi karena kemampuan manusia yang terus melakukan
pengembangan, eksplorasi, dan penelitian demi kemajuan di bidang teknologi
komunikasi massa.
Sketsa singkat peralihan utama di dalam kemampuan
orang-orang untuk berkomunikasi menunjukkan dua faktor utama. Pertama,
“Revolusi” komunikasi sedang terjadi sepanjang keberadaan manusia.
Masing-masing menyediakan sebuah alat perubahan penting yang dapat
dibawa untuk memikirkan diri manusia, organisasi masyarakat, dan akumulasi
budaya. Kedua, pertumbuhan media massa telah terjadi dengan
saat luar biasa akhir-akhir ini. Bahkan, banyak peristiwa utama didunia ini
berlangsung seumur hidup manusia. Kita tidak lepas dari media elektronik.
Saat ini, kita hidup ditengah masyarakat yang terus
berubah. Kadang-kadang sulit untuk membedakan yang mana perubahan penting
diantara banyak perubahan yang telah terjadi. Sebab, masing-masing perubahan itu
membawa kepentingannya sendiri-sendiri dan untuk masyarakat yang berbeda-beda.
Apalagi saat ini, telah muncul komunikasi dengan memakai satelit. Acara yang
disiarkan media elektronik misalnya, tidak lagi direkam tetapi banyak disiarkan
secara langsung. Dampak yang ditembulkan pun tentu semakin terasa. Anak-anak
misalnya, mempunyai peluang untuk menghabiskan waktunya berjam-jam didepan
televisi daripada untuk belajar. Bahkan mereka sedang belajar dari televisi itu
sendiri.
Munculnya internet sebagai bentuk komunikasi massa
yang paling baru pun membawa pengaruh yang tidak sedikit. Internet telah
mengambil pperan revolusi komunikasi yang kian kompleks. Orang tidak perlu
bersusah payah mengirim surat dengan memakai jasa pos, tetapi surat elektronik
(e-mail)dengan perantaraan internet akan cepat samapai di alamat tujuan.
Seseorang juga berkomunikasi melalui chatting dengan teman atau
keluarganya yang jauh di luar pulau atau benua. Inilah abad komunikasi denga
media elektronik massa. Semua dipercepat, dipermudah, disederhanakan, tetapi
dampak negatif yang ditimbulkan juga akan lebih nyata dan
besar. Semakin cerdas manuusia semakin komleks dan rumit komunikasi yang dilakukan.
2 komentar:
Tengkyuuuuu,membantu bngt buat jadiin refrensi :)
Ballys Las Vegas: Review, Hotel, Restaurants, Dining
Bally's Las Vegas is the flagship hotel destination in Las 김제 출장샵 Vegas 울산광역 출장안마 and 경상남도 출장샵 showcases the style and class of 안양 출장마사지 a resort. 동두천 출장샵
Tengkyuuuuu,membantu bngt buat jadiin refrensi :)
Ballys Las Vegas: Review, Hotel, Restaurants, Dining
Bally's Las Vegas is the flagship hotel destination in Las 김제 출장샵 Vegas 울산광역 출장안마 and 경상남도 출장샵 showcases the style and class of 안양 출장마사지 a resort. 동두천 출장샵
Posting Komentar